Chapter 2
“Dandelion” Chapter 2 : Do you be my
bestfriends ?
‘Hosh
Hosh’
.
.
.
.
.
So Hyun berlari tersengal-sengal.
Nafasnya seakan mencekik sampai ke ubun. Baru kali ini Ia berlari sebegitu
cepatnya. Sampai Ia sendiripun tak
merasakan kakinya. Ia begitu ketakutan.
“Halmeoni !!.” Teriaknya, masih dengan nafas yang belum sepenuhnya
terkumpul.
“Ya ! wae geurae ? ada apa
So Hyun-ah ?”
So Hyun langsung memeluk neneknya
erat.
“Umma Umma ! Hiks” So Hyun menangis dipelukkan neneknya. Neneknya
mendudukkannya disebuah kursi panjang didepan rumahnya.
“Umma, Umma eodiseo ! Umma
eodiseo ! So Hyun takut !” Perlahan Ia mulai tenang.
“Umma ?”
“Ne, Umma !” So Hyun mengangguk. Masih ketakutan.
“Ne So Hyun-ah coba ceritakan pada Halmeoni apa yang terjadi ?”
“Tapi Umma bilang, So Hyun tidak boleh menceritakan apapun tentang
kejadian tadi. Jika So Hyun melanggar, Umma
akan memakan teman baru So Hyun !”
Neneknya mengangguk mengerti. So Hyun
masih dalam rengkuhan neneknya, dipeluknya erat untuk menenangkan cucunya yang masih ketakutan itu.
Tak lama setelah itu So Hyun mulai tertidur. Dinyanyikannya sebuah lagu kesukaannya ‘Dandelion’.
Tak lama setelah itu So Hyun mulai tertidur. Dinyanyikannya sebuah lagu kesukaannya ‘Dandelion’.
Sorepun datang, wangi semerbak
dupa mengeruak berputar dikepalanya. Ia terbangun.
“Ya, kau sudah bangun chagiya
?”
“Ne” So Hyun masih dalam rasa kantuknya, perlahan mendekati
neneknya.
‘Ritual apalagi ini ? aku hanya
ingin hidup normal, kali ini tubuhku akan
diapakan ?’ Tanyanya dalam hati. Mencengkram bajunya kuat-kuat.
Menariknya kuat hingga renda dibajunya tersobek.
“So Hyun-ah, apa yang kau
fikirkan ? gwaenchana, ini takkan
menyakitkan ?”
“Apa kali ini tubuhku, akan...
akan dililtkan dibambu besar itu lagi ? Hiks... aniyo Halmeoni, So Hyun tidak mau !”
“Duduklah !” So Hyun menurut,
lalu dipukulkannya ujung dupa-dupa yang masih membara itu di tubuh So Hyun. Ia
memekik kesakitan. Air mata mulai membanjiri pipi putihnya.
“Gwaenchana So Hyun-ah, dengan begini Ummamu tidak akan berani menemuimu lagi !”
Dan malamnya So Hyun akan
merasakan perih yang teramat disekujur tubuhnya.
.
.
.
.
.
“Dan sejak saat itu aku tak
pernah melihatnya lagi, padahal dialah satu-satunya orang yang mau berbicara
denganku selain Halmeoni saat itu.
Aku belum sempat menanyakan namanya. Dia, teman pertamaku Oppa” Chanyeol memegang tangan So Hyun erat. Ia ingin menyeka air
matanya, namun tak bisa. Wajah So
Hyun tertutup kain panjang yang sudah basah karena air matanya.
“Dasar cengeng ! Berhentilah
menangis, ini bukan salahmu ! Dia melanggar perintahmu, dia membuka kain yang
menutupi wajahmu itu ! jangan salahkan dirimu So Hyun-ah, berhentilah menangis
!”
So Hyun mengangguk perlahan.
“Araseo”
“Nah mulai sekarang jangan
menangis lagi ne ?”
“Oppa kau begitu baik padaku, apakah kau bersedia untuk menjadi...”
So Hyun terdiam sebelum menyelesaikan kalimatnya.
“Untuk menjadi apa So Hyun-ah ?”
“Ah... ara, Hmm.. apa kau malu ? Ah, aku mengerti kau adalah yeoja, tapi... So Hyun-ah aku belum
siap”
“Belum siap ? untuk apa ?”
Chanyeol tersenyum canggung ‘ Hey
mengapa kau bertanya ? kau saja belum siap untuk mengutarakan perasaanmu padaku
meskipun kau selalu bersikap terbuka padaku, bagaimana aku ? miyan So Hyun-ah, aku masih malu untuk
mengungkapkannya’ batin Chanyeol.
“Miyan, bukannya aku tak bersungguh-sungguh padamu, tapi... bukankah
kita masih terlalu muda ? kita masih duduk dibangku Elementary School ! aku... aku belum siap” Ujar Chanyeol.
“Oppa, jadi selama ini kau anggap aku apa ? jadi, kita ? selama ini
kau anggap kedekatan kita ini apa?” So Hyun berdiri dari tempatnya duduk.
Dibawah rindangnya Cherry Blossom.
“Ya Ya Ya kau jangan marah seperti itu, aku hanya belum siap So
Hyun-ah, tunggulah aku sampai aku siap, sekiranya saat kita sudah lulus dari Elementary School”
“Jadi, kau tidak pernah
menganggapku sahabat ? dugaanku salah ternyata, kau hanya kasihan padaku, kau
tak pernah mngannggapku sebagai sahabat” Nada So Hyun melemah, Ia teramat
kecewa mendengar pernyataan Chanyeol.
“Hey, mengapa kau membawa-bawa
nama persahabatan kita ? apa maksudmu ? aku benar-benar tulus berteman
denganmu”
“Lalu ? mengapa kau belum siap ?”
“EOH ?” Chanyeol berbingung ria, batinnya berkata, pasti Ia salah
lagi
“Aku hanya ingin bertanya padamu,
Oppa apakah kau mau berteman denganku
sampai tua nanti ? Do you be my
bestfriends ?”
‘Ah, ternyata benar ! memang kau
terlalu PD Chanyeol ! kau sangat
idiot Park Chanyeol !’ Batin Chanyeol, rona pipinya memerah, malu. Untung So
Hyun begitu polos, sehingganya tak
menangkap gelagat Chanyeol yang begitu memalukan itu.
“Oppa, wae ? Kau... akan meninggalkanku ?”
“Ya ! Kau ini bicara apa ? Pabboya
! aku tak akan meninggalkanmu, sampai tua nanti, aku janji !” Mengangguk
manis.
“Apapun yang terjadi ?”
“Apapun yang terjadi” Chanyeol
mengangkat kelingkingnya. Ia tautkan kepada kelingking mungil So Hyun.
“Do you be my
bestfriends
?”
Sekali lagi Chanyeol mengangguk
manis.
“Ya, kau terlihat seperti anak ayam hahaa”
“Mwo ?” Mencubiti hidung So Hyun yang masih tertutup kain panjangnya.
So Hyun berhenti menangis. Ia
tersenyum simpul berusaha melupakan kenangan 4 tahun lalu, ketika Ia pertama
kali bertemu dengan teman pertamanya.
...
Ya, Chanyeol bukanlah orang yang
pertama kali menjadi temannya. Mendengar cerita So Hyun tadi hatinya sedikit
terbakar. Jauh didalam hatinya Ia selalu ingin menjadi yang pertama untuk So
Hyun. Selalu menjadi orang pertama yang
akan So Hyun cari ketikanya bersedih,
menjadi orang pertama yang diingat So Hyun ketikanya ingin membagi bahagia. Singkatnya Chanyeol cemburu dengan anak
lelaki yang diceritakan So Hyun tadi.
Chanyeol merasakan getaran yang
berbeda ketika Ia didekat So Hyun. Apa mungkin Ia menyukainya ? Iapun masih terus bertanya-tanya pada
dirinya sendiri. ‘Mungkinkah aku menyukainya ?’ selalu mencantumkan kalimat
tanya itu sebelum Ia tertidur dimalamnya.
“Ya
Chanyeol Oppa ! Oppa Oppa Oppa ! Chanyeol Oppa ! Nado joahae ! manhi manhi
joaaaaaahae ! I love You !”
'Pluk’
Sebuah kaleng softdrink mendarat tepat di kepalanya.
Membuat satu benjolan kecil.
“Hey, apakah kita sudah resmi ?”
Tanya Chanyeol, rona wajahnya memerah.
“Mwo ? apa yang kau katakan
Hyung ? aku baru datang, miyan
aku yang membangunkanmu tadi, aku tahu pasti kau sedang bermimpi yang
macam-macam ! Ya Oppa, kau ini masih terlalu kecil untuk memikirkan hal-hal buruk
itu !” Kata So Hyun menjitak kepala Chanyeol
“Aisshi ! bermimpi lagi ternyata”
“Kau bermimpi apa ? Ah... jangan
katakan kalau Oppa bermimpi tentang isi dari CD yang diberi Kris Oppa kemarin ?”
“CD? Krisse ?”
“-...-“
“Ya ! jangan bilang kau telah melihatnya ?” Chanyeol. Menepuk
keningnya kaget. Terperanjat dari atas kursi panjang ditaman sekolah.
“Aniyo, aku tak melihatnya” So Hyun menggeleng. “Tapi aku mendengar
obralan Sehun dan Kris Oppa dikantin
tadi” Dengan wajah polosnya. So Hyun, right,
poker face -_-
“Ya ? Jinjja ? seharusnya
kau tak boleh mendengarnya ! dasar anak nakal ! akan ku hukum kau !”
“Ya ! aku tak sengaja mendengarnya, mereka mengobrol begitu jelas
dikantin !”
“Sehunnie ? Krisse ? berbicara
keras dikantin tentang CD itu ? Aisshi !
mereka berdua begitu frontal harus ku
hukum !”
“Ne, kau tak percaya ?”
“Ya So Hyun-ah, jangan salah paham, jebal. Aku... aku hanya ikut-ikutan saja, aku hanya disuruh oleh
Kris untuk ikut berpasrtisipasi untuk... untuk melihat CD CD laknat itu !”
“Mwo ? laknat ? Ne, neomu”
“Ne” Chanyeol mengangguk “Bukankah itu CD... Mi..mi...”
“CD itu berisi tentang KDRT Oppa ! kau harus menghindari menonton
terlalu lama CD seperti itu, kau masih terlalu muda untuk mengerti urusan rumah
tangga, lagipula itu berisi tentang kekerasan, kau tak baik melihatnya ! jangan
kau ulangi lagi yah, eoh ?” So Hyun
menasehatinya.
“-.......-” Chanyeol
menghembuskan nafas leganya. “Huuh, ternyata itu bukan CD Miyabi Kris yang ku
pinjam kemarin !” kekehnya dalam
hati.
“Ya Oppa, sepertinya ada suara orang yang datang, aku pergi dulu yah
! daaah” Ujar So Hyun, menaruh setangkap roti bekalnya untuk Chanyeol, didalam
kotak roti itu tertuliskan
“Aku
tahu sepulang sekolah nanti kau akan berlatih untuk lomba lari besok, kau harus
banyak makan ! belakangan ini wajahmu lesu, dan ku dengar kau selalu meninggalkan
jam makanmu ? kau harus makan roti buatanku ini, kalau tidak, kau dalam bahaya
anak ayam ! ber-urusan dengan Gumiho lapar sepertiku ! arachi !”
Chanyeol tersenyum, langsung
dilahapnya setangkap roti buatan So Hyun.
Sementara dikelas So Hyun,
keributan mulai terjadi. Kali ini apa lagi ? Mungkin itu yang ada dibenak So
Hyun.
“Ya ! kau Kim So Hyun pasti kau yang menyebabkan adikku seperti ini
! kau ! cepat kau tanggung jawab !”
“Ya Cha Eun Gyul, jangan
memancing amarahnya, bagaimana jika dia memakanmu !”
“Ah, aku tidak perduli ! dia
hanya Gumiho lembek ! jangan takut
Jongdae-ah dia hanya seorang diri, sedangkan kita satu kelas ! mau kemana kau
monster jelek ?” Cha Eun Gyul memanas melihat adik tirinya, ‘Byun Baekhyun’
tergeletak pingsan didepannya. Baekhyun pingsan dilantai kamar mandi dengan
hidung yang berlumuran darah, untung Jongdae melihatnya dan membawanya ke
kelas.
So Hyun merunduk. Ia menangis,
isakannya bisa terdengar meski samar. Tiba-tiba hujan turun diluar kelas sana,
mulanya rintik-rintik lalu turun menderas.
“Ya ! kau lihat dia menangis, dan hujan benar-benar datang, Cih, dia
memang benar-benar Gumiho!” Cha Eun
Gyul terus memojokkannya.
“Pabboya, jelaslah jika hujan datang, diluar sangat mendung !” Gumam
seorang murid disamping pintu dengan nada yang kecil dan sialnya itu masih
dapat terdengar oleh Cha Eun Gyul.
“Ya ! Yi Xing-ah kau-” Belum sempat Cha Eun Gyul meneruskan
kalimatnya, tiba-tiba
‘Brukkghhh’
SO HYUN MENGGUBRAK MEJANYA DAN
MELEMPARKAN TASNYA KEDEPAN CHA EUN GYUL !
“A...a...apa yang kau-” Cha Eun
Gyul terbata-bata
“Kajima ! jebal !” dan
setelah mengatakan hal itu So Hyun berlari keluar, Ia menghalau hujan besar
didepannya. Ia berlari begitu kencangnya. Dadanya seperti tertusuk benda tajam.
Sakit. Ne, neomu appa !
Hingga sore hari hujan tak
kunjung reda. Chanyeol ingin sekali bertemu dengan So Hyun, tapi pelatihnya itu
melarangnya, dan terus menyuruhnya untuk terus berlatih di gedung olahraga indoor Yeong Ju Elementary School. Karena
besok adalah harinya. Hari dimana Ia telah berjanji sekuat tenanganya untuk
memenangkan perlombaan itu kepada So Hyun.
“So Hyun-ah, Kim So Hyun !
percayalah aku akan menang, dan akupun akan
memenangkan hatimu besok ! jika aku menang, kaulah orang pertama yang akan aku
temui nanti ! Ah... manisnya” Chanyeol tersenyum lebar, memamerkan 19 gigi
rapihnya. “Kemenangan ini untukmu Kim So Hyun” Sambil mengelus-ngelus foto So
Hyun yang Ia ambil tanpa sepengetahuan So Hyun.
...
“Ya ! Byun Baekhyun” Teriaknya dari
lorong pilar sekolah,yang membuat suara bassnya menggema.
‘Omo ! itu Chanyeol’ Pekiknya dalam hati
‘DEG’
‘DEG’
‘DEG’
“Baekhyun-ah aku tak melihat So
Hyun pagi ini dikelas kalian, apa So Hyun tidak berangkat hari ini?”
‘So Hyun ? mengapa selalu So
Hyun, mencurigakan, apakah mereka benar-benar memiliki hubungan khusus seperti
yang dikatakan Eun Gyul Hyung ?’
“Ya ! Baekhyun-ah kau menangis ?”
“Uh ? Ani” Baekhyun menggeleng.
“Tapi matamu berair, gwaenchana ?”
‘Chanyeol mengkhawatirkanku ?’
Hatinya berdegup kencang
“Ah aniyo, mataku berair karena angin terlalu kencang hari ini Hyung”
“Ah ara anginnya terlalu kencang, hey kau memanggilku apa tadi ? Hyung
?”
“Ne... apa aku salah lagi ?”
“Ah, tidak kau anak yang baik
Baekhyunie, hanya saja aku tidak suka jika kau memanggilku dengan sebutan Oppa karena kau adalah namja”
“Jadi Hyung tidak membenciku ?”
“Untuk apa ? aku tak pernah
melihatmu berbuat jahat kepada So Hyunku,
aku hanya membenci mereka yang selalu menyakiti So Hyunku”
“Mwo ? jadi Hyung dan So
Hyun ?”
“Tolonglah jangan berfikir
macam-macam, aku hanya tidak suka melihat orang lain ter-aniyaya ? aku senang
berteman dengannya, karena dengan begitu aku dapat terlindungi dari orang-orang
jahat yang akan mencelakaiku, kau lupa ? diakan
Gumiho ! Ah, mengapa kita malah mengobrol ? Jadi, apa kau tahu dimana So
Hyun ?” Chanyeol mengelus-ngelus rambut Baekhyun, membuat Baekhyun
melayang-layang entah kemana (kekekeehh,
what the -_- ?).
“Ah, Ehm...So Hyun, So..Hyun”
Baekhyun terbata-bata, hatinya berdegup kencang ‘Aisshi, eotteokhae ? jeongmal
?’ merutuki dirinya dalam hati, Ia kebingungan, Ia takut tertangkap oleh
Chanyeol tentang perasaannya.
“Chanyeol-ah kau apakan dia ?”
Tiba-tiba Kris datang “Kau tahu kan aku menyukainya ? jangan membuatnya
menangis” Bisik Kris ditelinga Chanyeol. Chanyeol bergidik, Ia merasa jijik
dengan sahabatnya itu. Karena Kris menyukai Baekhyun. Ya, BYUN BAEKHYUN, dan
dia NAMJA !.
“Ehm Hyung, sepertinya So Hyun tidak masuk hari ini, sepertinya Ia
sakit”
“Sakit ?” Chanyeol kaget,
mimiknya sangat mengkhawatirkan So Hyunnya.
“Iya, kemarin kata Jong Dae, So Hyun
pulang hujan-hujanan, lebih baik kau menjenguknya, kau bilang kau sahabatnya
bukan ?” Baekhyun. Tersenyum sangat manis, namun Chanyeol hanya terbengong,
betapa idiot dirinya baru menyadari
bahwa Baekhyun memang cantik, lebih cantik dari teman yeoja-yeoja dikelasnya. Dan pantaslah jika Kris menggilainya.
“Ya, Hyung ?” Baekhyun menyenggol lengannya.
“Eoh ? Baiklah, aku akan menjenguknya sepulang lomba nanti Baekki-ah
!”
“Baekki ? Ya ! yang boleh memanggilnya Baekki hanya aku Park Canyeol, kau
cari mati ?” Kris emosi
“Ya Mwo ? aku bossmu, kau
lupa ?”
“Oh ne, miyan, tapi aku tetap jauh lebih tanpan darimu ! iyakan baby ?” Kata Kris, kalimat
terakhirnya tertuju pada Baekhyun, Babynya.
“Aisshi, kau menjijikan Kris ! Ya,
Baekki gomawoyo,aku pergi dulu yah”
Baekhyun tersenyum manis, Ia sangat bahagia pagi itu. Rasa bahagianya itu tidak
ter-definisikan !
Chanyeol telah berjanji pada So
Hyun, bahwa Ia akan memenangkan pertandingan larinya itu. Kemenangan bukan segalanya, tapi janjinya pada So Hyun
untuk menang itulah segalanya. Ia tidak ingin mengecewakan So Hyun.
.
.
.
.
.
Peluhnya sudah sebesar biji
jagung, otot-otot kakinya bagaikan terikat kuat, raut wajahnya memerah. Ya,
Park Chanyeol. Ia sedang berjuang melewati 2 orang yang lebih tinggi darinya
sekitar 5-10 cm dari tingginya, Changmin, dia berasal dari Seoul Elementary School. MANTAN SAHABATNYA disekolah lamanya di Seoul. Changmin terkenal yang paling
tinggi dan yang paling jago lari, bahkan Chanyeol belajar trik-trik berlari
cepat dari Changmin.
Dan....
“Oke, Ya Ya Ya ! Park Chanyeol, sedikit lagi ! Aisshi ! Aisshi ! Ya Park Chanyeol, dimana semangatmu ! Ya, ppaliwa ! eoh !”
Pelatih Chanyeol terus memberinya
arahan dan semangat, Chanyeol berada diposisi nomor tiga, dan berakhir di final setelah berhasil melewati peserta
nomor dua, ‘Changmin’.
“Selamat Park Chanyeol ! Kau
berhasil, aku bangga padamu !” Pelatihnya, lebih tepat pada guru olahraganya.
“Ne, Kamsahaeyo songsaemnim, miyanhae
saem, aku hanya mampu merebut posisi 2”
“Ah, aniyo, kau sudah melakukan yang terbaik ! pertahankanlah Park
Chanyeol !” Tertawa, menepuk-nepuk pundak Chanyeol. Chanyeolpun tersenyum bangga pada dirinya
sndiri. Ia tak sabar untuk bertemu dengan So Hyun, sahabatnya.
Ia mengayuh pedal sepedanya
kencang-kencang, terus, dan terus menambahkan kecepatannya. Wangi, rapih,
mengenakan kemeja putih dengan menmbawa se-buket Dandelion. Bunga kesukaan So
Hyun. Meski peluh membasahinya, namun itu sama sekali tak mengurangi kadar
ke-tanpanannya.
“So Hyun-ah sekarang aku siap !
Ya, aku siap So Hyun” Katanya girang, Chanyeol siap. Chanyeol siap. Kali ini Ia
benar-benar siap. Mungkin jika Ia yang menjadi Gumiho, mungkin saat ini ke-9 ekornya akan keluar tanpa menunggu
bulan purnama datang. Ya, Chanyeol siap untuk mengutarakan perasaannya pada So
Hyun. Bahwa Ia menyukainya.
‘Tok Tok Tok’
Chanyeol mengetuk pintu rumah So
Hyun, nenek So Hyun membukakannya.
Chanyeol tersenyum lebar.
“Ne, siapa kau ?”
“Park Chanyeol imnida !” membungkukkan badan tingginya
“Halmeoni, aku datang untuk menemui So Hyun, aku temannya, Ehm maaf, aku kakak
kelasnya”
“So Hyun ?”
“Um” Chanyeol tersenyum lebar, lebih lebar dari sebelumnya.
Namun ekspresi yang berlawanan
justru nenek So Hyun tampakkan pada Chanyeol.
“Halmeoni, wae geurae ?
apakah So Hyun sedang keluar ? atau.... demamnya semakin parah? ” Chanyeol
mulai panik, karena berita terakhir yang ia dengar, So Hyun tidak masuk sekolah
karena sakit.
“Chanyeol-ah, So Hyun... So Hyun”
“Ada apa dengan So Hyun ? Halmeoni ?” Chanyeol semakin panik, Ia
mengacau, berlari kedalam rumah dan mencari So Hyunnya. Ia takut hal yang buruk terjadi pada So Hyun kecilnya. Air
mata mulai keluar dari matanya, Ia sangat takut, karena terakhir kalinya So
Hyun sakit, Chanyeol hampir kehilanggannya, karena memang fisik So Hyun yang
amat lemah. So Hyun tidak biasa sakit, namun sekalinya sakit, Ia akan menjadi
sangat lemah.
“Halmeoni, dimana So Hyun ?” Chanyeol menitihkah air matanya,
tubuhnya melemas.
“Chanyeol-ah, tenanglah !
Berdoalah agar tidak ada hal buruk yang menimpanya !” Kata Halmeoni, menenangkan Chanyeol.
“Mwo ? Apa maksud Halmeoni ?
So Hyun ? Apakah So Hyun tidak ada dirumah ?”
“Ne Chanyeol-ah” Halmeoni mengangguk,
menitihkan air matanya.
“Mwo ? kemana dia pergi ? teman satu kelasnya bilang, Ia sakit hari
ini ? apakah dia baik-baik saja ?”
“Aku sudah mencarinya seharian
penuh kemarin, namun aku tetap saja tak menemuinya. Yang aku takutkan Ia akan
menakuti warga kampung dan memakan hati para namja dan menghisap darah para yeoja
di desa ini !”
“Mwo ?”
“Ne Chanyeol, So Hyun menghilang !”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar