Sabtu, 01 Februari 2014

Dandelion Chapter 2



Chapter 2
 “Dandelion” Chapter 2 : Do you be my bestfriends ?

‘Hosh Hosh’
.
.
.
So Hyun berlari tersengal-sengal. Nafasnya seakan mencekik sampai ke ubun. Baru kali ini Ia berlari sebegitu cepatnya. Sampai Ia sendiripun tak merasakan kakinya. Ia begitu ketakutan.
Halmeoni !!.” Teriaknya, masih dengan nafas yang belum sepenuhnya terkumpul.
Ya ! wae geurae ? ada apa So Hyun-ah ?”
So Hyun langsung memeluk neneknya erat.
Umma Umma ! Hiks” So Hyun menangis dipelukkan neneknya. Neneknya mendudukkannya disebuah kursi panjang didepan rumahnya.
Umma, Umma eodiseo ! Umma eodiseo ! So Hyun takut !” Perlahan Ia mulai tenang.
Umma ?”
Ne, Umma !” So Hyun mengangguk. Masih ketakutan.
Ne So Hyun-ah coba ceritakan pada Halmeoni apa yang terjadi ?”
“Tapi Umma bilang, So Hyun tidak boleh menceritakan apapun tentang kejadian tadi. Jika So Hyun melanggar, Umma akan memakan teman baru So Hyun !”
Neneknya mengangguk mengerti. So Hyun masih dalam rengkuhan neneknya, dipeluknya erat untuk menenangkan cucunya yang masih ketakutan itu.
Tak lama setelah itu So Hyun mulai tertidur. Dinyanyikannya sebuah lagu kesukaannya ‘Dandelion’.
Sorepun datang, wangi semerbak dupa mengeruak berputar dikepalanya. Ia terbangun.
Ya, kau sudah bangun chagiya ?”
Ne” So Hyun masih dalam rasa kantuknya, perlahan mendekati neneknya.
‘Ritual apalagi ini ? aku hanya ingin hidup normal, kali ini tubuhku akan  diapakan ?’ Tanyanya dalam hati. Mencengkram bajunya kuat-kuat. Menariknya kuat hingga renda dibajunya tersobek.
“So Hyun-ah, apa yang kau fikirkan ? gwaenchana, ini takkan menyakitkan ?”
“Apa kali ini tubuhku, akan... akan dililtkan dibambu besar itu lagi ? Hiks... aniyo Halmeoni, So Hyun tidak mau !”
“Duduklah !” So Hyun menurut, lalu dipukulkannya ujung dupa-dupa yang masih membara itu di tubuh So Hyun. Ia memekik kesakitan. Air mata mulai membanjiri pipi putihnya.
Gwaenchana So Hyun-ah, dengan begini Ummamu tidak akan berani menemuimu lagi !”
Dan malamnya So Hyun akan merasakan perih yang teramat disekujur tubuhnya.
.
.
.
“Dan sejak saat itu aku tak pernah melihatnya lagi, padahal dialah satu-satunya orang yang mau berbicara denganku selain Halmeoni saat itu. Aku belum sempat menanyakan namanya. Dia, teman pertamaku Oppa” Chanyeol memegang tangan So Hyun erat. Ia ingin menyeka air matanya, namun tak bisa. Wajah So Hyun tertutup kain panjang yang sudah basah karena air matanya.
“Dasar cengeng ! Berhentilah menangis, ini bukan salahmu ! Dia melanggar perintahmu, dia membuka kain yang menutupi wajahmu itu ! jangan salahkan dirimu So Hyun-ah, berhentilah menangis !”
So Hyun mengangguk perlahan.
Araseo
“Nah mulai sekarang jangan menangis lagi ne ?
Oppa kau begitu baik padaku, apakah kau bersedia untuk menjadi...” So Hyun terdiam sebelum menyelesaikan kalimatnya.
“Untuk menjadi apa So Hyun-ah ?”
“Ah... ara, Hmm.. apa kau malu ? Ah, aku mengerti kau adalah yeoja, tapi... So Hyun-ah aku belum siap”
“Belum siap ? untuk apa ?”
Chanyeol tersenyum canggung ‘ Hey mengapa kau bertanya ? kau saja belum siap untuk mengutarakan perasaanmu padaku meskipun kau selalu bersikap terbuka padaku, bagaimana aku ? miyan So Hyun-ah, aku masih malu untuk mengungkapkannya’ batin Chanyeol.
Miyan, bukannya aku tak bersungguh-sungguh padamu, tapi... bukankah kita masih terlalu muda ? kita masih duduk dibangku Elementary School ! aku... aku belum siap” Ujar Chanyeol.
Oppa, jadi selama ini kau anggap aku apa ? jadi, kita ? selama ini kau anggap kedekatan kita ini apa?” So Hyun berdiri dari tempatnya duduk. Dibawah rindangnya Cherry Blossom.
Ya Ya Ya kau jangan marah seperti itu, aku hanya belum siap So Hyun-ah, tunggulah aku sampai aku siap, sekiranya saat kita sudah lulus dari Elementary School
“Jadi, kau tidak pernah menganggapku sahabat ? dugaanku salah ternyata, kau hanya kasihan padaku, kau tak pernah mngannggapku sebagai sahabat” Nada So Hyun melemah, Ia teramat kecewa mendengar pernyataan Chanyeol.
“Hey, mengapa kau membawa-bawa nama persahabatan kita ? apa maksudmu ? aku benar-benar tulus berteman denganmu”
“Lalu ? mengapa kau belum siap ?”
EOH ?” Chanyeol berbingung ria, batinnya berkata, pasti Ia salah lagi
“Aku hanya ingin bertanya padamu, Oppa apakah kau mau berteman denganku sampai tua nanti ? Do you be my bestfriends ?
‘Ah, ternyata benar ! memang kau terlalu PD Chanyeol ! kau sangat idiot Park Chanyeol !’ Batin Chanyeol, rona pipinya memerah, malu. Untung So Hyun begitu polos, sehingganya tak menangkap gelagat Chanyeol yang begitu memalukan itu.
Oppa, wae ? Kau... akan meninggalkanku ?”
Ya ! Kau ini bicara apa ? Pabboya ! aku tak akan meninggalkanmu, sampai tua nanti, aku janji !” Mengangguk manis.
“Apapun yang terjadi ?”
“Apapun yang terjadi” Chanyeol mengangkat kelingkingnya. Ia tautkan kepada kelingking mungil So Hyun.
Do you be my bestfriends ?
Sekali lagi Chanyeol mengangguk manis.
Ya, kau terlihat seperti anak ayam hahaa”
Mwo ?” Mencubiti hidung So Hyun yang masih tertutup kain panjangnya.
So Hyun berhenti menangis. Ia tersenyum simpul berusaha melupakan kenangan 4 tahun lalu, ketika Ia pertama kali bertemu dengan teman pertamanya.
...
Ya, Chanyeol bukanlah orang yang pertama kali menjadi temannya. Mendengar cerita So Hyun tadi hatinya sedikit terbakar. Jauh didalam hatinya Ia selalu ingin menjadi yang pertama untuk So Hyun.  Selalu menjadi orang pertama yang akan So Hyun cari ketikanya bersedih, menjadi orang pertama yang diingat So Hyun ketikanya ingin membagi bahagia. Singkatnya Chanyeol cemburu dengan anak lelaki yang diceritakan So Hyun tadi.
Chanyeol merasakan getaran yang berbeda ketika Ia didekat So Hyun. Apa mungkin Ia menyukainya ? Iapun masih terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri. ‘Mungkinkah aku menyukainya ?’ selalu mencantumkan kalimat tanya itu sebelum Ia tertidur dimalamnya.
“Ya Chanyeol Oppa ! Oppa Oppa Oppa ! Chanyeol Oppa ! Nado joahae ! manhi manhi joaaaaaahae ! I love You !”
'Pluk’
Sebuah kaleng softdrink mendarat tepat di kepalanya. Membuat satu benjolan kecil.
“Hey, apakah kita sudah resmi ?” Tanya Chanyeol, rona wajahnya memerah.
Mwo ? apa yang kau katakan Hyung ? aku baru datang, miyan aku yang membangunkanmu tadi, aku tahu pasti kau sedang bermimpi yang macam-macam ! Ya Oppa, kau ini masih terlalu kecil untuk memikirkan hal-hal buruk itu !” Kata So Hyun menjitak kepala Chanyeol
Aisshi ! bermimpi lagi ternyata”
“Kau bermimpi apa ? Ah... jangan katakan kalau Oppa bermimpi  tentang isi dari CD yang diberi Kris Oppa kemarin ?”
“CD? Krisse ?”
“-...-“
Ya ! jangan bilang kau telah melihatnya ?” Chanyeol. Menepuk keningnya kaget. Terperanjat dari atas kursi panjang ditaman sekolah.
Aniyo, aku tak melihatnya” So Hyun menggeleng. “Tapi aku mendengar obralan Sehun dan Kris Oppa dikantin tadi” Dengan wajah polosnya. So Hyun, right, poker face -_-
Ya ? Jinjja ? seharusnya kau tak boleh mendengarnya ! dasar anak nakal ! akan ku hukum kau !”
Ya ! aku tak sengaja mendengarnya, mereka mengobrol begitu jelas dikantin !”
“Sehunnie ? Krisse ? berbicara keras dikantin tentang CD itu ? Aisshi ! mereka berdua begitu frontal harus ku hukum !”
Ne, kau tak percaya ?”
Ya So Hyun-ah, jangan salah paham, jebal. Aku... aku hanya ikut-ikutan saja, aku hanya disuruh oleh Kris untuk ikut berpasrtisipasi untuk... untuk melihat CD CD laknat itu !”
Mwo ? laknat ? Ne, neomu
Ne” Chanyeol mengangguk “Bukankah itu CD... Mi..mi...”
“CD itu berisi tentang KDRT Oppa ! kau harus menghindari menonton terlalu lama CD seperti itu, kau masih terlalu muda untuk mengerti urusan rumah tangga, lagipula itu berisi tentang kekerasan, kau tak baik melihatnya ! jangan kau ulangi lagi yah, eoh ?” So Hyun menasehatinya.
“-.......-” Chanyeol menghembuskan nafas leganya. “Huuh, ternyata itu bukan CD Miyabi Kris yang ku pinjam kemarin !” kekehnya dalam hati.
Ya Oppa, sepertinya ada suara orang yang datang, aku pergi dulu yah ! daaah” Ujar So Hyun, menaruh setangkap roti bekalnya untuk Chanyeol, didalam kotak roti itu tertuliskan
“Aku tahu sepulang sekolah nanti kau akan berlatih untuk lomba lari besok, kau harus banyak makan ! belakangan ini wajahmu lesu, dan ku dengar kau selalu meninggalkan jam makanmu ? kau harus makan roti buatanku ini, kalau tidak, kau dalam bahaya anak ayam ! ber-urusan dengan Gumiho lapar sepertiku ! arachi !”
Chanyeol tersenyum, langsung dilahapnya setangkap roti buatan So Hyun.
Sementara dikelas So Hyun, keributan mulai terjadi. Kali ini apa lagi ? Mungkin itu yang ada dibenak So Hyun.
Ya ! kau Kim So Hyun pasti kau yang menyebabkan adikku seperti ini ! kau ! cepat kau tanggung jawab !”
“Ya Cha Eun Gyul, jangan memancing amarahnya, bagaimana jika dia memakanmu !”
“Ah, aku tidak perduli ! dia hanya Gumiho lembek ! jangan takut Jongdae-ah dia hanya seorang diri, sedangkan kita satu kelas ! mau kemana kau monster jelek ?” Cha Eun Gyul memanas melihat adik tirinya, ‘Byun Baekhyun’ tergeletak pingsan didepannya. Baekhyun pingsan dilantai kamar mandi dengan hidung yang berlumuran darah, untung Jongdae melihatnya dan membawanya ke kelas.
So Hyun merunduk. Ia menangis, isakannya bisa terdengar meski samar. Tiba-tiba hujan turun diluar kelas sana, mulanya rintik-rintik lalu turun menderas.
Ya ! kau lihat dia menangis, dan hujan benar-benar datang, Cih, dia memang benar-benar Gumiho!” Cha Eun Gyul terus memojokkannya.
Pabboya, jelaslah jika hujan datang, diluar sangat mendung !” Gumam seorang murid disamping pintu dengan nada yang kecil dan sialnya itu masih dapat terdengar oleh Cha Eun Gyul.
Ya ! Yi Xing-ah kau-” Belum sempat Cha Eun Gyul meneruskan kalimatnya, tiba-tiba
‘Brukkghhh’
SO HYUN MENGGUBRAK MEJANYA DAN MELEMPARKAN TASNYA KEDEPAN CHA EUN GYUL !
“A...a...apa yang kau-” Cha Eun Gyul terbata-bata
Kajima ! jebal !” dan setelah mengatakan hal itu So Hyun berlari keluar, Ia menghalau hujan besar didepannya. Ia berlari begitu kencangnya. Dadanya seperti tertusuk benda tajam. Sakit. Ne, neomu appa !
Hingga sore hari hujan tak kunjung reda. Chanyeol ingin sekali bertemu dengan So Hyun, tapi pelatihnya itu melarangnya, dan terus menyuruhnya untuk terus berlatih di gedung olahraga indoor Yeong Ju Elementary School. Karena besok adalah harinya. Hari dimana Ia telah berjanji sekuat tenanganya untuk memenangkan perlombaan itu kepada So Hyun.
“So Hyun-ah, Kim So Hyun ! percayalah aku akan menang, dan akupun akan memenangkan hatimu besok ! jika aku menang, kaulah orang pertama yang akan aku temui nanti ! Ah... manisnya” Chanyeol tersenyum lebar, memamerkan 19 gigi rapihnya. “Kemenangan ini untukmu Kim So Hyun” Sambil mengelus-ngelus foto So Hyun yang Ia ambil tanpa sepengetahuan So Hyun.
...
Ya ! Byun Baekhyun” Teriaknya dari  lorong pilar sekolah,yang membuat suara bassnya menggema.
Omo ! itu Chanyeol’ Pekiknya dalam hati
‘DEG’
‘DEG’
‘DEG’
“Baekhyun-ah aku tak melihat So Hyun pagi ini dikelas kalian, apa So Hyun tidak berangkat hari ini?”
‘So Hyun ? mengapa selalu So Hyun, mencurigakan, apakah mereka benar-benar memiliki hubungan khusus seperti yang dikatakan Eun Gyul Hyung ?’
Ya ! Baekhyun-ah kau menangis ?”
Uh ? Ani” Baekhyun menggeleng.
“Tapi matamu berair, gwaenchana ?”
‘Chanyeol mengkhawatirkanku ?’ Hatinya berdegup kencang
Ah aniyo, mataku berair karena angin terlalu kencang hari ini Hyung
“Ah ara anginnya terlalu kencang, hey kau memanggilku apa tadi ? Hyung ?”
Ne... apa aku salah lagi ?”
“Ah, tidak kau anak yang baik Baekhyunie, hanya saja aku tidak suka jika kau memanggilku dengan sebutan Oppa karena kau adalah namja
“Jadi Hyung tidak membenciku ?”
“Untuk apa ? aku tak pernah melihatmu berbuat jahat kepada So Hyunku, aku hanya membenci mereka yang selalu menyakiti So Hyunku
Mwo ? jadi Hyung dan So Hyun ?”
“Tolonglah jangan berfikir macam-macam, aku hanya tidak suka melihat orang lain ter-aniyaya ? aku senang berteman dengannya, karena dengan begitu aku dapat terlindungi dari orang-orang jahat yang akan mencelakaiku, kau lupa ? diakan Gumiho ! Ah, mengapa kita malah mengobrol ? Jadi, apa kau tahu dimana So Hyun ?” Chanyeol mengelus-ngelus rambut Baekhyun, membuat Baekhyun melayang-layang entah kemana (kekekeehh, what the -_- ?).
“Ah, Ehm...So Hyun, So..Hyun” Baekhyun terbata-bata, hatinya berdegup kencang ‘Aisshi, eotteokhae ? jeongmal ?’ merutuki dirinya dalam hati, Ia kebingungan, Ia takut tertangkap oleh Chanyeol tentang perasaannya.
“Chanyeol-ah kau apakan dia ?” Tiba-tiba Kris datang “Kau tahu kan aku menyukainya ? jangan membuatnya menangis” Bisik Kris ditelinga Chanyeol. Chanyeol bergidik, Ia merasa jijik dengan sahabatnya itu. Karena Kris menyukai Baekhyun. Ya, BYUN BAEKHYUN, dan dia NAMJA !.
“Ehm Hyung, sepertinya So Hyun tidak masuk hari ini, sepertinya Ia sakit”
“Sakit ?” Chanyeol kaget, mimiknya sangat mengkhawatirkan So Hyunnya.
“Iya, kemarin kata Jong Dae, So Hyun pulang hujan-hujanan, lebih baik kau menjenguknya, kau bilang kau sahabatnya bukan ?” Baekhyun. Tersenyum sangat manis, namun Chanyeol hanya terbengong, betapa idiot dirinya baru menyadari bahwa Baekhyun memang cantik, lebih cantik dari teman yeoja-yeoja dikelasnya. Dan pantaslah jika Kris menggilainya.
Ya, Hyung ?” Baekhyun menyenggol lengannya.
Eoh ? Baiklah, aku akan menjenguknya sepulang lomba nanti Baekki-ah !”
“Baekki ? Ya ! yang boleh memanggilnya Baekki hanya aku Park Canyeol, kau cari mati ?” Kris emosi
Ya Mwo ? aku bossmu, kau lupa ?”
“Oh ne, miyan, tapi aku tetap jauh lebih tanpan darimu ! iyakan baby ?” Kata Kris, kalimat terakhirnya tertuju pada Baekhyun, Babynya.
Aisshi, kau menjijikan Kris ! Ya, Baekki gomawoyo,aku pergi dulu yah” Baekhyun tersenyum manis, Ia sangat bahagia pagi itu. Rasa bahagianya itu tidak ter-definisikan !
Chanyeol telah berjanji pada So Hyun, bahwa Ia akan memenangkan pertandingan larinya itu. Kemenangan bukan segalanya, tapi janjinya pada So Hyun untuk menang itulah segalanya. Ia tidak ingin mengecewakan So Hyun.
.
.
.
Peluhnya sudah sebesar biji jagung, otot-otot kakinya bagaikan terikat kuat, raut wajahnya memerah. Ya, Park Chanyeol. Ia sedang berjuang melewati 2 orang yang lebih tinggi darinya sekitar 5-10 cm dari tingginya, Changmin, dia berasal dari Seoul Elementary School. MANTAN SAHABATNYA disekolah lamanya di Seoul. Changmin terkenal yang paling tinggi dan yang paling jago lari, bahkan Chanyeol belajar trik-trik berlari cepat dari Changmin.
Dan....
“Oke, Ya Ya Ya ! Park Chanyeol, sedikit lagi ! Aisshi ! Aisshi ! Ya Park Chanyeol, dimana semangatmu ! Ya, ppaliwa ! eoh !”
Pelatih Chanyeol terus memberinya arahan dan semangat, Chanyeol berada diposisi nomor tiga, dan berakhir di final setelah berhasil melewati peserta nomor dua, ‘Changmin.
“Selamat Park Chanyeol ! Kau berhasil, aku bangga padamu !” Pelatihnya, lebih tepat pada guru olahraganya.
Ne, Kamsahaeyo songsaemnim, miyanhae saem, aku hanya mampu merebut posisi 2”
“Ah, aniyo, kau sudah melakukan yang terbaik ! pertahankanlah Park Chanyeol !” Tertawa, menepuk-nepuk pundak Chanyeol. Chanyeolpun tersenyum bangga pada dirinya sndiri. Ia tak sabar untuk bertemu dengan So Hyun, sahabatnya.
Ia mengayuh pedal sepedanya kencang-kencang, terus, dan terus menambahkan kecepatannya. Wangi, rapih, mengenakan kemeja putih dengan menmbawa se-buket Dandelion. Bunga kesukaan So Hyun. Meski peluh membasahinya, namun itu sama sekali tak mengurangi kadar ke-tanpanannya.
“So Hyun-ah sekarang aku siap ! Ya, aku siap So Hyun” Katanya girang, Chanyeol siap. Chanyeol siap. Kali ini Ia benar-benar siap. Mungkin jika Ia yang menjadi Gumiho, mungkin saat ini ke-9 ekornya akan keluar tanpa menunggu bulan purnama datang. Ya, Chanyeol siap untuk mengutarakan perasaannya pada So Hyun. Bahwa Ia menyukainya.
‘Tok Tok Tok’
Chanyeol mengetuk pintu rumah So Hyun, nenek So Hyun membukakannya.
Chanyeol tersenyum lebar.
Ne, siapa kau ?”
“Park Chanyeol imnida !” membungkukkan badan tingginya “Halmeoni, aku datang untuk menemui So Hyun, aku temannya, Ehm maaf, aku kakak kelasnya”
“So Hyun ?”
Um” Chanyeol tersenyum lebar, lebih lebar dari sebelumnya.
Namun ekspresi yang berlawanan justru nenek So Hyun tampakkan pada Chanyeol.
Halmeoni, wae geurae ? apakah So Hyun sedang keluar ? atau.... demamnya semakin parah? ” Chanyeol mulai panik, karena berita terakhir yang ia dengar, So Hyun tidak masuk sekolah karena sakit.
“Chanyeol-ah, So Hyun... So Hyun”
“Ada apa dengan So Hyun ? Halmeoni ?” Chanyeol semakin panik, Ia mengacau, berlari kedalam rumah dan mencari So Hyunnya. Ia takut hal yang buruk terjadi pada So Hyun kecilnya. Air mata mulai keluar dari matanya, Ia sangat takut, karena terakhir kalinya So Hyun sakit, Chanyeol hampir kehilanggannya, karena memang fisik So Hyun yang amat lemah. So Hyun tidak biasa sakit, namun sekalinya sakit, Ia akan menjadi sangat lemah.
Halmeoni, dimana So Hyun ?” Chanyeol menitihkah air matanya, tubuhnya melemas.
“Chanyeol-ah, tenanglah ! Berdoalah agar tidak ada hal buruk yang menimpanya !” Kata Halmeoni, menenangkan Chanyeol.
Mwo ? Apa maksud Halmeoni ? So Hyun ? Apakah So Hyun tidak ada dirumah ?”
Ne Chanyeol-ah” Halmeoni mengangguk, menitihkan air matanya.
Mwo ? kemana dia pergi ? teman satu kelasnya bilang, Ia sakit hari ini ? apakah dia baik-baik saja ?”
“Aku sudah mencarinya seharian penuh kemarin, namun aku tetap saja tak menemuinya. Yang aku takutkan Ia akan menakuti warga kampung dan memakan hati para namja dan menghisap darah para yeoja di desa ini !”
Mwo ?”
Ne Chanyeol, So Hyun menghilang !”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar